Rabu, 27 November 2013
Senin, 25 November 2013
03.49
Arif Pandu Winata
Perhatikan
ikan yang kamu makan untuk menjadi lauk pauk tiap hari. Ikan tersebut termasuk ikan
darat atau ikan laut? Kalau ikan darat, tahukah kamu cara membudidayakannya?
Kalau ikan laut, bagaimana ikan tersebut dapat kamu peroleh dan nikmati? Laut
merupakan 2/3 dari luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam laut, tersimpan
kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi kekayaan laut tidak hanya
berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, emas, nikel,
bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang ada di bawah permukaan
laut. Kekayaan lain dari sumber daya laut adalah sumber daya alam berupa
mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya ini dikenal dengan sumber
daya pesisir.
a.
Perikanan
Salah satu potensi sumber daya laut
yang telah lama dimanfaatkan penduduk adalah sumber daya perikanan. Laut
Indonesia memiliki angka potensi lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun.
Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan ikan untuk
melakukan regenerasi sehingga jumlah ikan yang ditangkap tidak akan mengurangi populasi
ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan ialah
80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun.
Kenyataannya, jumlah tangkapan ikan di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per
tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan, yaitu sebesar 720.000 ton per tahun. Jika dibandingkan sebaran
potensi ikannya, tampak adanya perbedaan secara umum antara Indonesia bagian
Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman 75 meter,
jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi yang agak
berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur yang kedalaman lautnya mencapai 4.000
m. Di kawasan Indonesia Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti tuna
dan cakalang.
Gambar Potensi ikan di perairan Indonesia
Selain ikan tangkap (ikan yang
tersedia di lautan), penduduk Indonesia juga melakukan budi daya ikan di daerah
pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak penduduk yang mengembangkan usaha
tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan adalah ikan bandeng dan udang.
Gambar budidaya ikan
Kekayaan laut Indonesia juga berada
di wilayah pesisir berupa hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan
terumbu karang. Indonesia memiliki 13.466 pulau sehingga garis pantainya sangat
panjang. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 81.000 km atau kedua
terpanjang di dunia setelah Kanada. Oleh karena itulah, potensi sumber daya
alam wilayah pesisir sangat penting bagi Indonesia.
b.
Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau lebih dikenal
masyarakat sebagai hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah
pasang surut air laut. Pada saat air pasang, hutan mangrove tergenang oleh air
laut dan pada saat surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Biasanya
hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai yang terlindung, muara
sungai, maupun laguna. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove tahan terhadap
garam yang terkandung dalam air laut.
Gambar hutan mangrove
Hutan mangrove memiliki fungsi
ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai
habitat atau tempat hidup binatang laut untuk berlindung, mencari makan, atau
berkembang biak. Fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove adalah melindungi
pantai dari abrasi air laut.
Gambar Abrasi di pantai yang tidak ditumbuhi hutan mangrove
Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa
nilai ekonomi dari kayu dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penduduk
biasanya memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar dan bahan pembuat arang.
Kayu bakau dapat juga dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan
mangrove juga dihuni oleh beragam jenis hewan yang bernilai ekonomi, misalnya
udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak di wilayah ini.
Di mana sajakah sebaran hutan
mangrove di Indonesia? Perhatikanlah peta sebaran hutan mangrove di atas. Hutan
mangrove diberi simbol warna hijau pada batas antara daratan atau pulau dengan
lautan. Jika kamu perhatikan sebarannya, tampak bahwa hutan mangrove tersebar
di pesisir barat Pulau Sumatra, beberapa bagian dari pantai utara Pulau Jawa,
sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir Selatan Papua,
dan sejumlah pulau kecil lainnya. Adapun sebaran hutan mangrove pada sejumlah pulau
besar di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
|
Nama Pulau
|
Luas Hutan Mangrove (Hektare)
|
Persentase
|
1
|
Papua
|
2.943.000
|
79,2
|
2
|
Kalimantan
|
165.000
|
4,4
|
3
|
Sumatra
|
417.000
|
11,2
|
4
|
Sulawesi
|
53.000
|
1,4
|
5
|
Maluku
|
100.000
|
2,7
|
6
|
Jawa
|
34.400
|
0,9
|
7
|
Bali dan Nusa
Tenggara
|
3.700
|
0,1
|
|
|
3.716.100
|
100
|
Berdasarkan data dari UNESCO, jumlah
hutan mangrove seluruhnya di Indonesia mencapai angka 3.716.000 hektare. Hutan
mangrove Indonesia tersebar tidak merata. Luas terbesar hutan mangrove berada
di Pulau Papua yang mencapai 3.716.100 hektare. Luas hutan mangrove terbesar
terdapat di Papua yang mencapai angka 2.943.000 hektare. Berikutnya adalah
Kalimantan (165.000 hektare), Sumatra (417.000 hektare), Sulawesi (53.000
hektare), Jawa (34.400 hektare), Bali dan Nusa Tenggara (3.700 hektare).
c.
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan terumbu yang
terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral. Terumbu itu
sendiri berarti batuan sedimen kapur di laut. Koral adalah binatang yang
menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya. Jika ribuan koral membentuk koloni,
mereka akan membentuk karang.
Gambar terumbu karang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia
memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu karang Indonesia
mencapai 284.300 km2 atau 18% dari terumbu karang yang ada di dunia. Kekayaan
terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, tetapi juga keanekaragaman
hayati yang hidup di dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang juga yang
tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang, 2.500
jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan.
Mengapa terumbu karang banyak
ditemukan di Indonesia? Terumbu karang akan tumbuh dengan baik pada suhu
perairan laut antara 21O - 29O C. Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari
suhu perairan tersebut, pertumbuhan terumbu karang kurang bagus. Karena
Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantas jika terumbu
karang banyak ditemukan di Indonesia.
Terumbu karang juga akan tumbuh
dengan baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal. Kedalaman air yang baik
untuk pertumbuhan terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih besar
dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu karang juga kurang baik. Selain
persyaratan tersebut, terumbu karang juga mensyaratkan salinitas atau kandungan
garam air laut yang tinggi. Oleh karena itu, terumbu karang sulit hidup di
sekitar muara sungai karena kadar garam air lautnya menurun akibat masuknya air
sungai ke laut. Mengapa terumbu karang harus dilindungi dari kerusakan? Terumbu
karang memiliki banyak manfaat. Manfaat terumbu karang dapat bersifat ekonomis,
ekologis, maupun social ekonomi. Adapun gambaran tentang manfaat terumbu karang
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber
makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
2. Manfaat ekologis, yaitu mengurangi
hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
3. Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai
sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu
karang juga menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan
penduduk sekitar dari pariswisata.
Terumbu
karang banyak ditemukan di bagian tengah Indonesia seperti di Sulawesi, Bali,
Lombok, Papua. Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan Riau dan pantai
barat dan ujung barat Sumatra. Mengapa terumbu karang lebih banyak ditemukan di
bagian tengah Indonesia? Diskusikanlah dengan teman dan guru kamu!
Minggu, 24 November 2013
22.37
Arif Pandu Winata
Perhatikanlah
keadaan sekitar tempat tinggal kamu masing-masing! Adakah kegiatan penambangan
yang dilakukan oleh penduduk di sekitar tempat tinggal kamu? Kegiatan penambangan
apakah yang umumnya dilakukan oleh mereka? Indonesia merupakan salah satu
negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan
telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia. Seberapa besarkah potensi
tambang di Indonesia? Di manakah jenis dan lokasi pertambangan di Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikanlah peta berikut ini.
Gambar Persebaran hasil tambang Indonesia
a. Minyak Bumi
dan Gas
Minyak bumi dan gas
merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan
industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah dikembangkan sumber
energi alternatif, misalnya bioenergi dari beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi
lainnya, seperti energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energy dari
sumber energi alternatif masih terbatas jumlahnya.
Gambar pengeboran minyak bumi
Cadangan minyak bumi
Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau eksploitasi yang
terus dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan,
cadangan tersebut akan habis dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor
dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi dengan cepat jika ditemukan
cadangan baru yang diperkirakan masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia
diperkirakan masih cukup besar. Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah
pulau di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
|
Nama Pulau
|
Daerah Penghasil Minyak Bumi
|
1
|
Sumatra
|
Pereula dan
Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai ( Riau), Plaju,
Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan)
|
2
|
Jawa
|
Jati Barang
Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap (Jawa
Tengah).
|
3
|
Kalimantan
|
Pulau Tarakan,
Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur), Rantau,
Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
|
4
|
Maluku
|
Pulau Seram dan
Tenggara
|
5
|
Papua
|
Klamono, Sorong,
dan Babo
|
Gambar pertambangan minyak bumi di Pulau Seram
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan
sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama
jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon,
hidrogen, dan oksigen.
Gambar batu bara
Batu bara digunakan sebagai
sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat
digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi
dan baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5%
dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu
bara Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi
mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu
Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat besar.
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah
Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra
Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih
utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik,
logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup
besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit
dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit
ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
Gambar Bauksit
d. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan
untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas penambangan pasir besi
dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung
Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku
(Kalimantan Selatan).
Gambar Pasir besi
e. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan
untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi emas Indonesia pada tahun
2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor),
Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam
(Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan
Bengkulu (Rejang Lebong).
Gambar Tambang emas
f.
Timah
Timah dimanfaatkan sebagai
bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau
Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
Gambar Tambang timah di Bangka Belitung
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan
dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal
laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu
ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh
PT. Freeport.
Gambar Tambang tembaga di Wonogiri
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan
logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel ditambang di daerah
Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah
Papua dan Maluku.
Gambar Tambang nikel di Sulawesi
i.
Aspal
Aspal digunakan sebagai
bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di Pulau Buton, Sulawesi
Tenggara
Gambar Tambang aspal di Buton
j.
Mangan
Mangan banyak digunakan
untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan
sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
Gambar Tambang mangan
k. Belerang
Belerang banyak ditemukan di
Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
Gambar Tambang belerang
l.
Marmer
Marmer terbentuk dari proses
malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan bekerja pada batu
gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer banyak
digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain.
Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
Gambar Tambang marmer di Tulungagung
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai
bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan, herbisida,
industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium
ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
Jumat, 22 November 2013
17.57
Arif Pandu Winata
Pernahkah
kamu pergi ke hutan? Pernahkah kamu melihat penduduk yang memanfaatkan hutan?
Apa saja yang mereka manfaatkan dari hutan? Hutan di Indonesia dikenal sebagai hutan
hujan tropis. Hutan hujan tropis seringkali digambarkan sebagai hutan yang
lebat padahal kenyataannya tidaklah selalu demikian. Hutan tropis di Indonesia
sangat bervariasi dari hutan primer sampai hutan mangrove.
Gambar Hutan Hujan Tropis
Hutan
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau
52,3% dari luas wilayah Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut
saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Di
Jawa, luas hutan telah mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi
untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sementara itu, alih fungsi hutan
menjadi pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di Sumatra dan Kalimantan.
Selain
hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan fauna
atau keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya
merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di
tempat lainnya.
Gambar Spesies endemik (burung maleo) di Sulawesi
Hasil
hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia
juga menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang
banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4.000
jenis kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis
kayu dan sebarannya
adalah sebagai berikut.
1. Kayu keruing, meranti, agathis
dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
2. Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa
Tengah.
3. Rotan banyak dihasilkan di
Kalimantan, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
4. Kayu cendana banyak dihasilkan di
Nusa Tenggara Timur.
5. Kayu rasamala dan akasia banyak
dihasilkan di Jawa Barat.
Gambar Hutan Jati
Mengapa
kita harus menyelamatkan hutan? Hutan yang kita miliki saat ini ternyata telah mengalami
banyak kerusakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan,
laju kerusakan hutan kita mencapai 300.000 hektar per tahun. Akibatnya, banyak
spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, bahkan beberapa di antaranya
dianggap punah. Jika hal ini terjadi terus-menerus, bukan tidak mungkin pada
masa yang akan datang hutan kita akan habis. Padahal, hutan memiliki banyak manfaat
atau fungsi, yaitu seperti berikut.
1. Tempat menyimpan air hujan dan
kemudian mengalirkannya ke sungai-sungai dan danau sehingga pada musim kemarau
tidak mengalami kekeringan.
2. Tempat hidup bagi flora dan fauna
yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang
akan datang.
3. Mencegah terjadinya erosi atau
pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah dan mengikis
tanah-tanah yang subur.
4. Menghasilkan oksigen dan menyerap
karbon dioksida sehingga suhu bumi terkendali.
5. Sumber kehidupan bagi masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar hutan dari produk yang dihasilkannya.
07.42
Arif Pandu Winata
Pernahkah kamu
pergi ke danau? Pernahkah kamu berpikir dari mana air yang ada dalam danau
tersebut? Jika kamu perhatikan, danau terletak di daerah yang lebih rendah
daripada daerah sekelilingnya, bukan? Danau merupakan wilayah cekungan di
daratan yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air
sungai, tetapi juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan dari
air tanah di sekitar danau.
Danau dapat
dibedakan antara danau alam dan danau buatan. Danau alam terbentuk karena
proses alam, misalnya aktivitas vulkanik, tektonik maupun aktivitas es pada
Zaman Es. Sementara itu, danau buatan atau bendungan merupakan danau yang
sengaja dibuat dengan cara membendung air sungai.
Danau dapat
dibedakan menjadi beberapa kategori. Berikut ini adalah kategori danau berdasarkan
proses pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, danau dibedakan
menjadi
1. Danau vulkanik,
yaitu danau yang terbentuk pada lubang
kepundan atau kaldera gunung berapi. Air hujan mengisi lubang kepundan atau
kaldera sehingga terbentuklah danau. Danau tipe ini sangat berbahaya jika
gunung berapinya masih aktif. Jika akan terjadi letusan, air danau akan meresap
menuju magma dan akan menambah kekuatan letusan. Selain itu, jika dinding kawah
jebol, akan terjadi banjir besar dengan kecepatan tinggi atau banjir bandang.
Karena itulah, dibuat terowongan untuk mengurangi volume air danau. Contoh
danau jenis ini ialah Danau Kelimutu (Flores), Segara Anak (Rinjani), Kawah
Ijen, Batur, Bratan, Kawah Kelud, Danau Sarangan, dan Danau Kerinci.
Gambar Danau Kelimutu
2. Danau tektonik,
yaitu danau yang terbentuk karena
adanya gerakan tektonik atau gerakan lempeng bumi sehingga terbentuk
cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau
Tondano, Danau Towuti, Danau Poso di Sulawesi, Danau Maninjau, Danau Takengon,
dan Danau Singkarak di Sumatra.
Gambar Danau Maninjau
3. Danau vulcano-tectonic,
yaitu danau yang terbentuk karena
gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian
permukaan bumi pascaletusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil
sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut
kemudian diisi oleh air. Contohnya Danau Toba di Sumatra.
Gambar Danau Toba, Sumatra Utara
4. Danau pelarutan (solusional),
yaitu danau yang terbentuk karena
proses pelarutan pada bentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata
permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi di daerah kapur (karst) oleh air
hujan yang mengandung CO2. Bentuk lahan yang negatif pada daerah karst
(pegunungan kapur) antara lain doline. Doline adalah ledokan atau lubang yang
berbentuk corong pada batu gamping atau batu kapur dengan diameter dari
beberapa meter saja sampai 1 km dengan kedalaman dari beberapa meter sampai
ratusan meter.
Gambar Doline
5. Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake)
terbentuk akibat proses pemotongan
saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya. Sungai tersebut
terputus dari sungai induknya dan sumber air yang diperoleh hanya dari air
hujan. Besar danau bervariasi sesuai dengan ukuran sungai yang membentuknya.
6. Bendungan atau waduk,
yaitu danau
yang sengaja dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai. Waduk dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit tenaga listrik.
Selain itu, dengan dibangunnya waduk, air dapat diatur sesuai keperluan,
misalnya pada musim hujan, sebagian air disimpan dan pada musim kemarau air
bendungan dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai keperluan lainnya.
Contohnya Waduk Jatiluhur, Cirata, Saguling, Karangkates, Gajahmungkur, dan
lain-lain.
Gambar Waduk Gajah Mungkur
Di
samping danau-danau tersebut, terdapat juga danau yang terbentuk dari bekas
galian pertambangan. Bekas galian tersebut kemudian terisi air dan menjadi
danau. Danau juga ada yang terbentuk akibat cairnya es seperti yang terjadi di
pegunungan yang ada di Papua.
Langganan:
Postingan (Atom)