Pernahkah kamu
pergi ke danau? Pernahkah kamu berpikir dari mana air yang ada dalam danau
tersebut? Jika kamu perhatikan, danau terletak di daerah yang lebih rendah
daripada daerah sekelilingnya, bukan? Danau merupakan wilayah cekungan di
daratan yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air
sungai, tetapi juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan dari
air tanah di sekitar danau.
Danau dapat
dibedakan antara danau alam dan danau buatan. Danau alam terbentuk karena
proses alam, misalnya aktivitas vulkanik, tektonik maupun aktivitas es pada
Zaman Es. Sementara itu, danau buatan atau bendungan merupakan danau yang
sengaja dibuat dengan cara membendung air sungai.
Danau dapat
dibedakan menjadi beberapa kategori. Berikut ini adalah kategori danau berdasarkan
proses pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, danau dibedakan
menjadi
1. Danau vulkanik,
yaitu danau yang terbentuk pada lubang
kepundan atau kaldera gunung berapi. Air hujan mengisi lubang kepundan atau
kaldera sehingga terbentuklah danau. Danau tipe ini sangat berbahaya jika
gunung berapinya masih aktif. Jika akan terjadi letusan, air danau akan meresap
menuju magma dan akan menambah kekuatan letusan. Selain itu, jika dinding kawah
jebol, akan terjadi banjir besar dengan kecepatan tinggi atau banjir bandang.
Karena itulah, dibuat terowongan untuk mengurangi volume air danau. Contoh
danau jenis ini ialah Danau Kelimutu (Flores), Segara Anak (Rinjani), Kawah
Ijen, Batur, Bratan, Kawah Kelud, Danau Sarangan, dan Danau Kerinci.
Gambar Danau Kelimutu
2. Danau tektonik,
yaitu danau yang terbentuk karena
adanya gerakan tektonik atau gerakan lempeng bumi sehingga terbentuk
cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau
Tondano, Danau Towuti, Danau Poso di Sulawesi, Danau Maninjau, Danau Takengon,
dan Danau Singkarak di Sumatra.
Gambar Danau Maninjau
3. Danau vulcano-tectonic,
yaitu danau yang terbentuk karena
gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian
permukaan bumi pascaletusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil
sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut
kemudian diisi oleh air. Contohnya Danau Toba di Sumatra.
Gambar Danau Toba, Sumatra Utara
4. Danau pelarutan (solusional),
yaitu danau yang terbentuk karena
proses pelarutan pada bentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata
permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi di daerah kapur (karst) oleh air
hujan yang mengandung CO2. Bentuk lahan yang negatif pada daerah karst
(pegunungan kapur) antara lain doline. Doline adalah ledokan atau lubang yang
berbentuk corong pada batu gamping atau batu kapur dengan diameter dari
beberapa meter saja sampai 1 km dengan kedalaman dari beberapa meter sampai
ratusan meter.
Gambar Doline
5. Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake)
terbentuk akibat proses pemotongan
saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya. Sungai tersebut
terputus dari sungai induknya dan sumber air yang diperoleh hanya dari air
hujan. Besar danau bervariasi sesuai dengan ukuran sungai yang membentuknya.
6. Bendungan atau waduk,
yaitu danau
yang sengaja dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai. Waduk dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit tenaga listrik.
Selain itu, dengan dibangunnya waduk, air dapat diatur sesuai keperluan,
misalnya pada musim hujan, sebagian air disimpan dan pada musim kemarau air
bendungan dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai keperluan lainnya.
Contohnya Waduk Jatiluhur, Cirata, Saguling, Karangkates, Gajahmungkur, dan
lain-lain.
Gambar Waduk Gajah Mungkur
Di
samping danau-danau tersebut, terdapat juga danau yang terbentuk dari bekas
galian pertambangan. Bekas galian tersebut kemudian terisi air dan menjadi
danau. Danau juga ada yang terbentuk akibat cairnya es seperti yang terjadi di
pegunungan yang ada di Papua.
0 komentar:
Posting Komentar