Sekelumit Kecil dari Kehidupan
“Abu
Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya salat dan banyaknya puasa, tapi
karena sesuatu yang bersemayam di hatinya”
(HR at-Tirmidzi di an-Nawadir dan
al-Ghazali di Ihya` Ulumuddin)
Indonesia adalah bangsa
yang besar , namun kata orang masih dalam tahap perkembangan. Karena itulah
mengurusi Indonesia, dengan segenap komplektifitas dan keruwetannya bukanlah
perkara mudah. Seorang teman sempat bilang “di Indonesia ini bukan berarti
tidak ada pemimpin yang bagus. Hanya saja mengurusi Indonesia yang sedemikian
rupa adalah kesulitan yang luar biasa.
Ya, Indonesia, sebagai
Negara – bangsa yang besar, tentu juga menyimpan keruwetan – keruwetan besar.
Seorang teman di twitter mengatakan, justru karena itulah Indonesia jadi unik
dan asyik. Negara kecil dan makmur seperti Brunei Darussalam, betapapun makmurnya, tampaknya hidup disana kurang
asyik, karena kurang tantangan dan dialetika. Karena minim akan dialetikadan
peristiwa, sampai – sampai kran kamar mandi raja yang macet pun ditampilkan di
kepala berita.
Karena itulah mungkin
taka da salahnya jika dibuat semacam seluruh hidup di Indonesia membuat anda
tahu bahwa hidup itu belum selesai. Ada banyak masalah yang antre di hadapan
kita untuk kita tangani secara tuntas, satu demi satu. Satu masalah selesai,
datang masalah yang lain lagi, bahkan masalah yang satu belum selesai muncul
lagi masalah yang lain.
Jika hari ini kita
merenungkan tentang Indonesia, tentu
demikianlah keadaannya, para pendahulu kita juga memikirkan dan menjalani hal
yang tidak jauh berbeda dengan kita di hari ini. Mereka menjalani kehidupan di
bumi nusantara dengan perjuangan yang luar biasa. Jadilah Indonesia sebagai
yanah perjuangan masyarakatnya yang tidak selesai – selesai, kemarin dan esok,
dahulu dan kelak, meski model perjuangannya tentu berbeda – beda. Tapi bukanlah
hidup itu sendiri adalah perjuangan?
Dalam perjalanan
sejarahnya, dari waktu ke waktu , penduduk Indonesia berjuang hidup di negeri
ini dengan porsi masing – masing. Pada zaman penjajahan, mereka berjibaku
dengan para penjajah yang dating silih berganti. Perjuanagan yang panjang
menyisakan keterbelakangan yang luar biasa dan luka yang terus terasa hingga
kini.
Kita boleh saja
berangan, andai Indonesia tidak direpokan dengan penjajah, mungkin negeri ini
sudah sejajar dengan Singapura atau Jepang. Negara yang tidak pernah merasakan
penjajahan. Tapi apa iya ceritanya akan begitu? Tentu saja jawabannya “ tidak
selalu begitu” emas tidak akan terlahir sebagai emas jika tidak melalui proses
yang luar biasa sulit. Hidup adalah sebuah proses. Disinilah pejiang bangsa
terlibat dalam proses yang luar biasa panjang, hingga merekasamapai pada
periode kemerdekaan. Tapi apakah tugas sudah selesai ? Belum!
Masyarakat Indonesia
pasca kemerdekaan harus berjuang dengan diri mereka sendiri. Demi kepentingan
bangsa, mereka harus gigih memerangi pihak – pihak yang berhasrat merampok
Indonesiademi kepentingan pihak dan kelompoknya sendiri. Bahkan selanjutnya,
masyarakat pejuan Indonesia melawan para pemimpin yang belakangan diketahui
ingin memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan segelintir kalangan, diri dan
keluarga semata. Orde lama ditumbangkan, orde baru dijungkirkan.
Namun. Orde reformasi
bukanlah batas akhir dari perjuangan kita. Periode baru ini justru tampak
sebagai awal dari segalanya. Tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat
ini tidak lebih ringan daripada tantangan yang dihadapi oleh para pendahulu
mereka pada periode penjajahan, orde lama dan orde baru. Dengan jenis dan motif
yang berbeda, sebetulnya kita tengah menjalankan tugas yang sama beratnya
dengan para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.
Jadi bangsa Indonesia
dalam sejarah perjalannya hingga kini adalah pejuang kemerdekaan. Pada masa
penjajahan mereka berjuang mengusir para penjajah. Pada masa Orde baru dan orde
lama mereka berjuang melawan represi dan kesewenag – wenangan dan kezaliman.
Adapun pada masa orde reformasi, seakan kita melawan segalanya. Apakah yang
tidak sedang kita hadapi saat ini? Infiltrasi orang – orang asing dari luar,
penguasa yang tidak becus, wakil rakyat yang korup, info – info yang menindas,
kebijakan ekonomi yang mencekik, politik yang kotor, bencana yang tidak
berkesudahan, kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat dan masih banyak
lagi.
Akan tetapi
bagaimanapun, tantangan seberat apapun akan teratasi jika kita semua berjuang
dengan penuh keikhlasan. Kuncinya
adalah konsistensi.
0 komentar:
Posting Komentar