Selasa, 19 November 2013


Sekelumit Kecil dari Kehidupan
“Abu Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya salat dan banyaknya puasa, tapi karena sesuatu yang bersemayam di hatinya”
(HR at-Tirmidzi di an-Nawadir dan al-Ghazali di Ihya` Ulumuddin)

Indonesia adalah bangsa yang besar , namun kata orang masih dalam tahap perkembangan. Karena itulah mengurusi Indonesia, dengan segenap komplektifitas dan keruwetannya bukanlah perkara mudah. Seorang teman sempat bilang “di Indonesia ini bukan berarti tidak ada pemimpin yang bagus. Hanya saja mengurusi Indonesia yang sedemikian rupa adalah kesulitan yang luar biasa.
Ya, Indonesia, sebagai Negara – bangsa yang besar, tentu juga menyimpan keruwetan – keruwetan besar. Seorang teman di twitter mengatakan, justru karena itulah Indonesia jadi unik dan asyik. Negara kecil dan makmur seperti Brunei Darussalam, betapapun  makmurnya, tampaknya hidup disana kurang asyik, karena kurang tantangan dan dialetika. Karena minim akan dialetikadan peristiwa, sampai – sampai kran kamar mandi raja yang macet pun ditampilkan di kepala berita.
Karena itulah mungkin taka da salahnya jika dibuat semacam seluruh hidup di Indonesia membuat anda tahu bahwa hidup itu belum selesai. Ada banyak masalah yang antre di hadapan kita untuk kita tangani secara tuntas, satu demi satu. Satu masalah selesai, datang masalah yang lain lagi, bahkan masalah yang satu belum selesai muncul lagi masalah yang lain.
Jika hari ini kita merenungkan  tentang Indonesia, tentu demikianlah keadaannya, para pendahulu kita juga memikirkan dan menjalani hal yang tidak jauh berbeda dengan kita di hari ini. Mereka menjalani kehidupan di bumi nusantara dengan perjuangan yang luar biasa. Jadilah Indonesia sebagai yanah perjuangan masyarakatnya yang tidak selesai – selesai, kemarin dan esok, dahulu dan kelak, meski model perjuangannya tentu berbeda – beda. Tapi bukanlah hidup itu sendiri adalah perjuangan?
Dalam perjalanan sejarahnya, dari waktu ke waktu , penduduk Indonesia berjuang hidup di negeri ini dengan porsi masing – masing. Pada zaman penjajahan, mereka berjibaku dengan para penjajah yang dating silih berganti. Perjuanagan yang panjang menyisakan keterbelakangan yang luar biasa dan luka yang terus terasa hingga kini.
Kita boleh saja berangan, andai Indonesia tidak direpokan dengan penjajah, mungkin negeri ini sudah sejajar dengan Singapura atau Jepang. Negara yang tidak pernah merasakan penjajahan. Tapi apa iya ceritanya akan begitu? Tentu saja jawabannya “ tidak selalu begitu” emas tidak akan terlahir sebagai emas jika tidak melalui proses yang luar biasa sulit. Hidup adalah sebuah proses. Disinilah pejiang bangsa terlibat dalam proses yang luar biasa panjang, hingga merekasamapai pada periode kemerdekaan. Tapi apakah tugas sudah selesai ? Belum!
Masyarakat Indonesia pasca kemerdekaan harus berjuang dengan diri mereka sendiri. Demi kepentingan bangsa, mereka harus gigih memerangi pihak – pihak yang berhasrat merampok Indonesiademi kepentingan pihak dan kelompoknya sendiri. Bahkan selanjutnya, masyarakat pejuan Indonesia melawan para pemimpin yang belakangan diketahui ingin memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan segelintir kalangan, diri dan keluarga semata. Orde lama ditumbangkan, orde baru dijungkirkan.
Namun. Orde reformasi bukanlah batas akhir dari perjuangan kita. Periode baru ini justru tampak sebagai awal dari segalanya. Tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini tidak lebih ringan daripada tantangan yang dihadapi oleh para pendahulu mereka pada periode penjajahan, orde lama dan orde baru. Dengan jenis dan motif yang berbeda, sebetulnya kita tengah menjalankan tugas yang sama beratnya dengan para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.
Jadi bangsa Indonesia dalam sejarah perjalannya hingga kini adalah pejuang kemerdekaan. Pada masa penjajahan mereka berjuang mengusir para penjajah. Pada masa Orde baru dan orde lama mereka berjuang melawan represi dan kesewenag – wenangan dan kezaliman. Adapun pada masa orde reformasi, seakan kita melawan segalanya. Apakah yang tidak sedang kita hadapi saat ini? Infiltrasi orang – orang asing dari luar, penguasa yang tidak becus, wakil rakyat yang korup, info – info yang menindas, kebijakan ekonomi yang mencekik, politik yang kotor, bencana yang tidak berkesudahan, kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat dan masih banyak lagi.
Akan tetapi bagaimanapun, tantangan seberat apapun akan teratasi jika kita semua berjuang dengan penuh keikhlasan. Kuncinya adalah konsistensi.

0 komentar:

Posting Komentar